Senin, 06 Juni 2011

Kawasaki Ninja 250R Jakarta



Buat Joey yang punya usaha car body painting, dunia modifikasi motor bukan hal baru. Hampir sepuluh tahun lalu, pria bernama asli Hery Sunandar ini juga pernah berkecimpung di dunia modifikasi roda dua. Jadi soal selera memang sudah terasah.

Lama enggak bertemu motor, rupanya bikin Joey kangen. Rasa kangennya makin menjadi ketika lihat sang adik yang memboyong Kawak Ninja 250R baru ke rumah. Rasa kangen langsung dimuntahkan pada Ninja keluaran 2011 ini.

Sang adik, Boy, pun angkat tangan yang berarti menyerah begitu melihat hasrat si abang. Pemilik bengkel T471R yang ada di Jl. Raya Gandul No. 232, Jakarta Selatan, ini langsung membongkar semua bodi Ninja. Termasuk swing arm.

Ide yang ada di benak Joey model Ducati 1098.  “Ninja kan 250 cc yang di Indonesia tergolong kelas motor premium sayang kalau ubahannya nggak dibikin maksimal,” jelasnya.

Hampir semua ganti pakai punya Ducati. Mulai dari arm, knalpot, spion dan lampu. Kalau ditotal biaya yang dihabiskan buat modifikasi ini hampir setara dengan harga satu Avanza. Wow...

Pilihan arm dari limbah Ducati dirasa paling pas. Enggak perlu ubahan rumit. Walau lebih lebar enggak perlu menggeser posisi gir depan. Karena sudah lurus dan sproket Ninja 250R juga sudah lebar. Jadi tidak ada masalah.

Untuk peranti ciet, Joey percayakan pada Tokico. Lengkap dengan kalipernya yang didukung dengan 4 piston di bagian depan. Hal ini dirasa cukup untuk menghentikan laju, apalagi motor ini hanya dipakai buat di dalam kota. Bahkan lebih sering nongkrong di garasi bengkel bersama kembarannya yang beda warna.

Dua saluran buang yang juga mutasi dari Ducati, dua-duanya bisa bekerja maksimal. Bagian kanan knalpot dengan kode Ducati ZDM-A52 sedangkan bagian kiri Ducati ZDN-B52.

Agar lebih nyaman dipakai riding di dalam kota, Joey memasang stabilizer setang produk Ohlins. Lebih stabil juga untuk trek lurus.

Hampir tidak ada yang tersisa dari Kawak Ninja aslinya. Spidometer dipercayakan pada Koso digital yang punya tampilan futuristik. Soalnya kalo pakai punya Ducati, akan mengalami kendala pada sensornya. Sebab sensor spidometer Ducati ada di bagian mesin. Makanya Joey nyerah.

Spion tidak kalah gaul. Bukan spion aftermarket yang dipasang, melainkan spion bawaan Ducati. "Bentuknya bagus, apalagi ditambah kombinasi lampu, terlihat beda dan juga lebih elegan," ujar ayah satu putra ini.




Pilihan cat bodi merah ini bukan tanpa alasan. Cat yang dipakai biasa dipakai buat mobil. Maklum Joey juragan T471R car body painting. Cat dipilih yang mengandung fosfor. Sehingga jika berada di tempat gelap bisa seperti menyala.

"Warna khas Ducati merah pas banget jika dipadu merah yang menyala. Jadi glow in the dark," kekeh pria doyan dengan celana 3/4 ini.

Kedoyanan pada cat macam ini terbukti pada satu proyeknya yang sudah disiapkan dengan tema yang sama. Hanya saja warna yang dipilih hijau stabilo. "Saya memang suka warna cerah. Kalau merah, merah stabilo, satu lagi dicat hijau stabilo. Jadi kombinasi unik ," ujar  lelaki yang juga sudah menyiapkan motor modifikasi buat event terbesar otomotif tahun ini.


DATA MODIFIKASI
Ban depan: Pirelli 120/70-17
Ban belakang : Pirelli 180/55-17
Kaliper : Tokico
Pelek : Asahitec
Footstep : Kitaco 
T471R  : 0815-9941260

Tidak ada komentar:

Posting Komentar